1. Latar Belakang
Di era globalisasi dan serba modern
ini, pendidikan agama Islam dapat menjadi tidak menarik apabila system pembelajarannya
kurang bahkan tidak kondusif. Untuk membuat pembelajaran pendidikan Islam
kondusif di semua institusi pendidikan, perlu perancangan yang mampu
mengorkestrasi variabel. Variabel pembelajaran adalah komponen yang harus
dibermaknakan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna pula.
Berbicara mengenai pendidikan Islam, tentu
tidak terlepas dari bahasa Arab. Sebagai bahasa Al-Qur'an dan As-Sunnah yang
merupakan sumber utama agama Islam, tentu bahasa Arab menjadi salah satu bahasa
yang harus dikuasai atau paling tidak dimengerti oleh umat Islam. Maka, bahasa Arab merupakan
bahasa yang paling besar signifikansinya untuk umat
Islam sedunia. Bisa dikatakan bahasa Arab memiliki peran yang sangat urgen.[1]
Bahasa arab mempunyai banyak kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh
bahasa-bahasa lain, diantaranya adanyan ada kaidah-kaidah tentang ilmu bahasa
arab meliputi nahwu, sharaf, balaghah dll. Bahasa arab juga bahasa yang paling
banyak memiliki abjad yang 28 huruf dengan makharijul huruf yang tidak ada
dalam bahasa lain.
Meskipun bahasa arab sudah masuk dalam mata
pelajaran tersendiri di lembaga-lembaga pendidikan, Namun pada prakteknya,
pembelajaran bahasa arab belumlah seefisien yang diharapkan, inilah realita
kondisi pendidikan agama yang ada di Indonesia.[2]
Tak jarang hanya sebagian kecil dari jumlah siswa yang mampu menyerap,
menguasai serta memahami materi bahasa arab, apalagi bisa berkomunikasi
langsung dengan berbahasa arab. Demi mencapai tujuan yang diinginkan, banyak
dari para guru menggunakan berbagai metode ditawarkan dalam pembelajaran bahasa
arab. yang diantara metode-metode tersebut mempunyai tujuan khusus yang ingin
dicapai pada akhir pembelajaran. Yang dalam penelitian kali ini peneliti akan
mencoba meneliti metode mubasyarah.
Metode mubasyarah mempunyai asumsi
bahwa dalam pembelajaran bahasa asing (arab) sama dengan bahasa ibu, yaitu
penggunaan secara langsung dan intensif dalam komunikasi, dan dengan menyimak
dan berbicara.[3]
Dalam metode ini, seorang guru menyajikan materi pelajaran Bahasa Asing dimana
guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan
tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada
suatu kata- kata yang sulit dimengerti anak didik, guru dapat mengartikan
dengan menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan lain-
lain. Metode ini dirasa cukup tepat jika digunakan dengan mengedepankan
(tujuan) maharah kalam, yang bisa meningkatkan siswa dalam menguasai
berkomunikasi dengan bahasa arab. Dengan menerapkan metode mubasyaroh akan
menjadikan pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan semakin bertambah dan
juga meningkatkan hasil belajar siswa. Metode ini bisa menambah kosa kata
terhadap siswa.
Berdasarkan uraian singkat diatas, peneliti
mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Mubasyarah
terhadap Pembelajaran Bahasa Arab dalam Maharah Kalam di Kelas VII Mts. Al
Hikmah Kajen Pati Tahun 2012/2012”.
2.
Rumusan Masalah
Yang dari judul serta latar belakang
tersebut, penulis merumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
a.
Bagaimana penerapan
metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas VII
Mts. Al Hikmah?
b.
Bagaimana
berbahasa arab (kalam) siswa kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati?
c.
Bagaimana penerapan metode mubasyaroh dalam
meningkatkan maharah kalam siswa kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati?
3.
Hipotesis
Hipotesis penelitian pada penelitian kali ini adanya pengaruh metode
mubasyarah terhadap pembelajaran bahasa arab dalam maharah kalam di kelas VII
Mts. Al Hikmah Kajen Pati tahun 2012/2013.
4.
Variable Penelitian
Variable-variable yang
ada pada penelitian ini mencakup antara lain:
a.
Variable bebas: metode
mubasyarah
b.
Variable terikat: maharah
kalam
5. Kajian Pustaka Yang Relevan
Beberapa Karya Ilmiah
yang membahas tentang penggunaan metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa
Arab diantaranya adalah
Skripsi Qaimah, Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab (2008) yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab dengan Metode Langsung Di
Pondok Pesantren Putra Ibnul Qoyyim Stimulyo Piyungan Bantul Tahun Akademik
2007-2008 (Tinjauan Efektifitas Model)”. Penelitian ini cenderung memfokuskan
pembahasan pada pertanyaan; Apakah metode tersebut efektif dan mampu
meningkatkan kemampuan Bahasa Arab serta meninjau dan menelaah ulang kapan dan
dimana sebetulnya Metode Langsung ini baik dan relevan untuk digunakan sehingga
penggunaannya tidak salah tempat dan sasaran.
Skripsi karya
Imron, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (2003) yang berjudul “Efektifitas Metode
Langsung dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Kelas II Madrasah Aliyah Keagamaan
Raudhatul Ulum Sakatiga Indralaya OKI Sumatra Selatan”. Penulis dalam skripsi
ini membahas tentang keefektifan Metode Langsung dalam pengajaran Bahasa Arab
dan hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh guru dalam menggunakan Metode
Langsung dalam pengajaran Bahasa Arab.
Skripsi Nunung
Nuraeni, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (2002) yang berjudul “Direct Methode
dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta (Studi
Kasus di Madrasah Aliyah)”. Penelitian ini terfokus pada penerapan Metode
Langsung dalam proses pembelajaran bahasa Arab di pesantren tersebut.
Dari beberapa
tinjauan penelitian di atas, ada perbedaan dengan penelitian penulis.
Penelitian-penelitian diatas hanya bersifat teoritis dan hanya membandingkan
metode Langsung (Mubasyarah) dengan metode lain, apakah Metode Langsung
merupakan metode yang efektif atau bukan dalam pembelajaran Bahasa Arab.
Berbeda halnya dengan penelitian yang akan penulis teliti, disini penulis menerapkan
Metode Langsung (mubasyarah) dengan mempraktekkan di sekolah, jadi bukan hanya
bersifat teori.
6. Landasan Teori
A. Tinjauan Tentang Metode Mubasyarah
1) Sejarah Perkembangan Metode Mubasyarah
Menjelang
pertengahan abad ke-19 hubungan antar Negara di Eropa mulai terbuka sehingga
menyebabkan adanya kebutuhan untuk bisa saling berkomunikasi aktif diantara
mereka. Untuk itu mereka membutuhkan cara baru belajar bahasa kedua, karena
metode yang ada dirasa tidak praktis dan tidak efektif. Maka pendekatan-pendekatan
baru mulai dicetuskan oleh para ahli bahasa di Jerman, Inggris, Prancis dan
lain-lain, yang membuka jalan bagi lahirnya metode baru yang disebut metode
langsung. Di antara para ahli itu adalah Francois Gouin (1880-1992) seorang
guru bahasa latin dari Prancis yang mengembangkan metode berdasarkan
pengamatanya pada penggunanaan bahasa ibu oleh anak-anak. Metode ini memperoleh
popularitas pada awal abad ke -20 di Eropa dan America. Pada waktu yang sama,
metode ini juga digunakan untuk pengajaran bahasa Arab, baik di negri Arab
maupun di negri-negri islam di Asia termasuk Indonesia.[4]
2) Pengertian Metode Mubasyarah
Metode ini
berangkat dari satu asumsi dasar, bahwa pembelajaran bahasa asing tidaklah jauh
berbeda dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan menggunakan bahasa secara
langsung dan intensif dalam komunikasi keseharian, dimana tahapan bermula dari
mendengarkan kata-kata, menirukannya secara lisan, sedangkan mengarang dan
membaca di kembangkan kemudian. Metode ini berorientasi pada pembentukan ketrampilan
pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan tata bahasa yang
fungsional dan berfungsi untuk mengontrol kebenaran ujarannya, bak penutur
aslinya.[5]
Penekanan pada
metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan peserta
didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu,
baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah. Perlu menjadi bahan
revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi bahasa
pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang benar
(al –Nutqu al–Shahiih).[6]
3) Kelebihan dan Kekurangan Metode
Mubasyarah
a. Kelebihan Metode Mubasyarah
1) Para siswa terampil menyimak dan
berbicara.
2) Siswa menguasai pelafalan dengan baik
seperti mendekati penutur asli.
3) Siswa mengetahu banyakkosa kata dan
pemakaiannya dalam kalimat.
4) Siswa memiliki keberanian dan
spontanitas dalam berkomunikasi karena dilatih berfikir dalam bahasa sasaran
sehingga tidak terhambat oleh proses penerjemahan.
5) Siswa menguasai tata bahasa secara
fungsional tidak secara teoritis.[7]
b. Kelemahan Metode Mubasyarah
1) Para siswa lemah dalam kemampuan
membaca pemahaman karena materi dan latihan ditekankan pada bahasa lisan.
2) Metode ini memerlukan guru yang ideal
dari segi ketrampilan berbahasa dan kelincahan dan penyajian pelajaran.
3) Metode ini tidak bisa dilaksanakan
dalam kelas besar.
4) Tidak diperbolehkannya penggunaan
bahasa ibu bisa berakibat terbuangnya waktu untuk menjelaskan makna satu kata
abstrak dan terjadinya kesalahan persepsi pada diri siswa.
5) Model latihan menirukan dan
menghafalkan kalimat-kalimat yang seringkali tidak bermakana atau tidak
realistis bisa membosankan bagi orang dewasa.
6) Metode ini juga dikritik oleh para
ahli dari segi kelemahan teoritisnya
yang menyamakan antara pemerolehan bahasa pertama dengan pembelajaran
bahasa kedua atau asing.[8]
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran Bahasa
Arab
1)
Hakikat belajar
Belajar adalah proses perubahan dalam diri
manusia yaitu dari tidak tahu menjadi tahu dimana berlangsung secara berencana
dan bertujuan. Belajar berhubungan erat dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman
Berulang-ulang dalam situasi itu di mana perubahan itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang.[9]
Seorang dikatakan
belajar apabila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses
kegiatan yang menyebabkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
itu memang dapat diamati dan berlaku dalam waktu relatif lama, dan disertai
usaha orang tersebut sehingga orang itu dari tidak mampu mengerjakan sesuatu
menjadi mampu.[10]
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.[11]
Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar
adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif".[12]
Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan,
pengetahauan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.
2) Metode Pengajaran Bahasa.
“Method”, yang
dalam Bahasa Arab disebut Thariqah, adalah rencana menyeluruh yang berkenaan
dengan penyajian materi bahasa secara teratur, dimana tidak ada satu bagiannya
yang bertentangan dengan bagian yang lain dan kesemuanya berdasarkan atas
approach (pendekatan) yang telah ditentukan. Jika approach bersifat axiomatic,
metode bersifat prosedural. Sehingga dalam satu pendekatan bisa saja terdapat
beberapa metode. Misalnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyajian
materi pelajaran diantaranya latar belakang bahasa murid, dan bahasa Asing yang
dipelajarinya sehingga mengakibatkan perbedaan metodologis.[13]
Pengajaran bahasa
Arab untuk orang Indonesia misalnya, akan berbeda secara metodologis dengan
pengajaran bahasa Arab untuk orang Inggris. Usia peserta didik, latar belakang
sosio-kultural, pengalamannya dengan bahasa Arab atau bahasa Asing lainnya
sebelumnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi metode. Dalam pembelajaran
memilih suatu metode, bisa terjadi beberapa metode didasarkan atas approach
yang sama.[14]
Disamping itu,
tujuan dari program bahasa yang diberikan, apakah tujuannya untuk membaca,
kemahiran bercakap-cakap, kemahiran menerjemahkan, dan lain-lain. Kesemuanya
akan membentuk dan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang dianggap
tepat sasaran. Berdasarkan tujuan, yakni pembelajaran aktif berpusat pada
siswa.
7.
Metode Penelitian
Kata metode
berasal dari kata Yunani“ methodos“ , yang merupakan gabungan dari kata
depan meta yang artinya menuju, melalui, mengikuti, sesudah. Dan kata
benda hodos yang artinya jalan, perjalanan, cara, arah. Jadi secara
harfiah, metode berarti cara atau jalan. Metode adalah cara yang tertur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang besistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.[15] Metode merupakan suatu hal yang urgen untuk
mencapai tujuan penelitian.[16]
Serta memahami dan mengkritisi obyek atau sasaran suatu ilmu yang akan
diselidiki.[17]
Dalam penelitian kali ini perincian metode yang digunakan adalah sebagai
berikut:
A. Jenis Penelitian
Pada
dasarnya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
yang bersifat kualitatif. Karena penelitian Kualitatif adalah penelitian
yang mengarah pada proses data yang detail dan valid dan menggunakan pemahaman
konteks secara mendalam dimana fonemena yang dikaji berada sehingga dengan
penelitian ini akan mendapatkan data yang detail, bermakna dan lebih luas
pemahaman tentang fonemena yang telah dikaji tersebut.[18]
B.
Sumber Data
Subyek penelitian yakni
siswa kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2012-2013 Mts. Al Hikmah Kajen
Pati. Penentuan subyek ini berdasarkan metode yang sesuai dengan kelas ini.
Kelas VII A merupakan setting penelitian tindakan kelas ini terletak di ujung
sebelah utara madrasah, siswa di kelas ini berjumlah 30 siswa yang memiliki
kemampuan atau kecerdasan yang bervariasi.
C.
Tehnik pengumpulan data
Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan teknik yang dipakai dalam penelitian
lapangan. Yang dimaksud penelitian lapangan adalah penilitian yang dilakukan
dimana terjadinya permasalahan-permasalahan. Adapun metode yang digunakan
penulis adalah:
1.
Metode observasi
Metode
observasi ini adalah sebagai pengamatan terhadap fonemena yang diselidiki.
Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara langsung yaitu pengamat
berada langsung bersama objek yang diselidiki. Adapun kegiatan yang diobservasi
itu mengenai metode pembelajaran mubasyarah yang digunakan di Mts. AL Hikmah
Kajen dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa arab dalam maharah kalam.
2.
Metode interview
Metode interview
adalah tehnik pengumpulan data dengan melakukan interview pada satu atau
beberapa orang yang bersangkutan. Kelebihan dalam metode ini adalah data yang
diperlukan langsung diperoleh sehingga akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.[19]
Penulis menggunakan metode ini untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana metode mubasyarah mempengaruhi
pembelajaran bahasa Arab dalam maharah kalam. Dan
untuk memperoleh data-data atau informasi yang lain tentang
permasalahan-permasalahan yang ada di Mts. AL Hikmah Kajen, dalam hal ini
penulis hanya mengambil sebagian siswa kelas VII Mts. AL Hikmah Kajen untuk
diinterview.
D. Populasi, sample, dan tehnik sampling
1. Popolasi
Populasi
merupakan sejumlah manusia atau unit yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik
sama. Dan populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa 30 anak kelas VII
Mts. Al Hikmah Kajen Pati.
2. Sample
Sample
merupakan sejumlah orang atau unit yang diambil dari dan mewakili populasi
untuk diketahui ciri-cirinya dan berdasarkan ciri-ciri digeneralisasikan untuk
semua anggota populasi. Dan sample pada penelitian ini adalah sejumlah 10 anak
kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati.
3. Tehnik sampling
Teknik
sampling digunakan untuk menentukan berapa dan siapa yang akan dijadikan sumber
data (dalam riset lapangan). Dan tehnik sampling pada penelitan ini menggunakan
tehnik Non-probability Sampling, yakni pengambilan sampel yang hanya didasarkan
perkiraan/ insting (common-sense) peneliti.
E. Tehnik analisis data
Dalam
analisis data penulis menggunakan teknik analisis untuk menguji hipotesis
penelitian yaitu dugaan sebab akibat antara variable bebas dengan variable
terikat.[20]
Berdasarkan analisis penilitian ini bersifat kualitatif. Karena Kualitatif adalah penelitian yang mengarah pada proses
data yang detail dan valid dan menggunakan pemahaman konteks secara mendalam
dimana fonemena yang dikaji berada sehingga dengan penelitian ini akan
mendapatkan data yang detail, bermakna dan lebih luas pemahaman tentang
fonemena yang telah dikaji tersebut.
F.
Pendekatan dalam
penelitian
Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan survei, yaitu dengan
melakukan survei di kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati guna memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya akan faktor-faktor metode mubasyarah yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa arab dalam maharah kalam.
8.
Sistematika penulisan
Berdasarkan buku
panduan skripsi STAI Matholi’ul Falah untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan
menyeluruh dalam penyusunan skripsi nanti, dapat peneliti deskripsikan sebagai
berikut:
Pada bagian awal, peneliti akan menyajikan
halaman judul, surat pernyataan, surat persetujuan skripsi, halaman pengesahan,
halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
dan daftar lampiran.
Pada bagian inti, peneliti akan
menyajikan pembahasan penelitian beserta hasilnya yang akan disusun dalam empat
bab dan tiap bab terdiri dari sub-sub bab.
Pendahuluan yaitu berisi tentang gambaran umum
skripsi, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan
pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II, Mts. Al Hikmah Kajen Pati yaitu berisi
tentang gambaran umum sekolah, yang meliputi letak dan keadaan geografis
sekolah, sejarah berdiri dan perkembangannya, visi dan misi, struktur
organisasi, keadaan guru dan karyawan, progam pembelajaran, serta sarana dan
prasarana Mts. Al Hikmah Kajen Pati.
Bab III, Hasil dan Pembahasan Penelitian yaitu
berisi tentang laporan hasil penelitian yang berisi tentang penyajian data,
analisis data, serta pembahasan hasil penelitian mengenai Penerapan Metode Mubasyaroh
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Kelas VII Mts. Al-Hikmah Kajen Pati
Tahun 2011/2012.
Bab IV, Penutup yaitu berisi kesimpulan,
saran-saran, dan kata penutup.
Pada bagian akhir, peneliti akan menyajikan
daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Daftar Pustaka
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Hermawan,
Acep. 2001. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
JK, Tri Mastoyo. 2007. Pengantar Metode
Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks.
Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakea Sarasin.
Muhibbinsyah,
Loc. Cit Wasty Soemanto. 1990. Psikologi Pendidikan, Landasan
Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Muhtadi
Anshor, Ahmad. 2009. Pengajaran Bahasa Arab: Media dan Metodenya. Yogyakarta:
TERAS.
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada University Pres.
Slameto. 2003. Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Tanzeh, Ahmad .2009.
Pengantar Metode Penelitian. Yogjakarta:
TERAS.
Tayar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ummi
Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, 2008. Active Learning Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press.
Zaenuddin Radliyah, dkk. 2005. Metodologi
& Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka
Rihlah Group
Pembelajaran bahasa arab dengan system cepat
M. Thalib.pdf-Adobe Reader.
[1]Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran
Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 1
[5] Dra. Hj. Radliyah Zaenuddin, M.Ag, dkk, Metodologi &
Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah
Group, 2005) hlm:39-40
[6]
file:// pacaran%20secara%20islam%20%20proposal%20skripsi.htm. Diakses tanggal 9 Nofember 2012
pukul 13.20 WIB
[7] Acep, Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001) hlm 104-105
[8] Ibid, hlm 105
[9] Ummi Mahmudah dan Abdul Wahab
Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN, 2008), hlm. 7.
[10]
Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran
Bahasa Arab: Media dan Metodenya, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 5.
[11] Slameto,
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), Cet. Ke-4, hlm. 2
[12] Muhibbinsyah, Loc. Cit Wasty
Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
(Jakarta : Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99.
[13] Tayar, Metodologi Pengajaran Agama
dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 76.
Rosdakarya, 2008), hlm. 44.
[16] Hadari Nawawi, Metode Penelitian
Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Pres, 2007), hlm. 65
[17] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Rakea Sarasin, 2002), hlm. 3
[18] Dr. Ahmad
Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogjakarta:
TERAS, 2009), Hlm. 100
[19] Dr.
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode
Penelitian, (Yogjakarta: TERAS, 2009),
Hlm. 57-65
[20] Dr. Ahmad
Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogjakarta:
TERAS, 2009), Hlm. 154
Tidak ada komentar:
Posting Komentar