Sabtu, 10 November 2012



1.      Latar Belakang
Di era globalisasi dan serba modern ini, pendidikan agama Islam dapat menjadi tidak menarik apabila system pembelajarannya kurang bahkan tidak kondusif. Untuk membuat pembelajaran pendidikan Islam kondusif di semua institusi pendidikan, perlu perancangan yang mampu mengorkestrasi variabel. Variabel pembelajaran adalah komponen yang harus dibermaknakan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna pula.
Berbicara mengenai pendidikan Islam, tentu tidak terlepas dari bahasa Arab. Sebagai bahasa Al-Qur'an dan As-Sunnah yang merupakan sumber utama agama Islam, tentu bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang harus dikuasai atau paling tidak dimengerti oleh umat Islam. Maka, bahasa Arab merupakan bahasa yang paling besar signifikansinya untuk umat Islam sedunia. Bisa dikatakan bahasa Arab memiliki peran yang sangat urgen.[1] Bahasa arab mempunyai banyak kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lain, diantaranya adanyan ada kaidah-kaidah tentang ilmu bahasa arab meliputi nahwu, sharaf, balaghah dll. Bahasa arab juga bahasa yang paling banyak memiliki abjad yang 28 huruf dengan makharijul huruf yang tidak ada dalam bahasa lain.  
Meskipun bahasa arab sudah masuk dalam mata pelajaran tersendiri di lembaga-lembaga pendidikan, Namun pada prakteknya, pembelajaran bahasa arab belumlah seefisien yang diharapkan, inilah realita kondisi pendidikan agama yang ada di Indonesia.[2] Tak jarang hanya sebagian kecil dari jumlah siswa yang mampu menyerap, menguasai serta memahami materi bahasa arab, apalagi bisa berkomunikasi langsung dengan berbahasa arab. Demi mencapai tujuan yang diinginkan, banyak dari para guru menggunakan berbagai metode ditawarkan dalam pembelajaran bahasa arab. yang diantara metode-metode tersebut mempunyai tujuan khusus yang ingin dicapai pada akhir pembelajaran. Yang dalam penelitian kali ini peneliti akan mencoba meneliti metode mubasyarah.
Metode mubasyarah mempunyai asumsi bahwa dalam pembelajaran bahasa asing (arab) sama dengan bahasa ibu, yaitu penggunaan secara langsung dan intensif dalam komunikasi, dan dengan menyimak dan berbicara.[3] Dalam metode ini, seorang guru menyajikan materi pelajaran Bahasa Asing dimana guru langsung menggunakan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa  anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata- kata yang sulit dimengerti anak didik, guru dapat mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan lain- lain. Metode ini dirasa cukup tepat jika digunakan dengan mengedepankan (tujuan) maharah kalam, yang bisa meningkatkan siswa dalam menguasai berkomunikasi dengan bahasa arab. Dengan menerapkan metode mubasyaroh akan menjadikan pengalaman belajar yang diperoleh siswa akan semakin bertambah dan juga meningkatkan hasil belajar siswa. Metode ini bisa menambah kosa kata terhadap siswa.
Berdasarkan uraian singkat diatas, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Mubasyarah terhadap Pembelajaran Bahasa Arab dalam Maharah Kalam di Kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati Tahun 2012/2012”.

2.      Rumusan Masalah
Yang dari judul serta latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
a.       Bagaimana penerapan metode mubasyaroh dalam  pembelajaran bahasa Arab di kelas VII Mts. Al Hikmah?
b.      Bagaimana berbahasa arab (kalam) siswa kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati?
c.       Bagaimana penerapan metode mubasyaroh dalam meningkatkan maharah kalam siswa kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati?

3.      Hipotesis
Hipotesis penelitian pada penelitian kali ini adanya pengaruh metode mubasyarah terhadap pembelajaran bahasa arab dalam maharah kalam di kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati tahun 2012/2013.

4.      Variable Penelitian
Variable-variable yang ada pada penelitian ini mencakup antara lain:
a.      Variable bebas: metode mubasyarah
b.      Variable terikat: maharah kalam

5.      Kajian Pustaka Yang Relevan
Beberapa Karya Ilmiah yang membahas tentang penggunaan metode mubasyaroh dalam pembelajaran bahasa Arab diantaranya adalah
  Skripsi Qaimah, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (2008) yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab dengan Metode Langsung Di Pondok Pesantren Putra Ibnul Qoyyim Stimulyo Piyungan Bantul Tahun Akademik 2007-2008 (Tinjauan Efektifitas Model)”. Penelitian ini cenderung memfokuskan pembahasan pada pertanyaan; Apakah metode tersebut efektif dan mampu meningkatkan kemampuan Bahasa Arab serta meninjau dan menelaah ulang kapan dan dimana sebetulnya Metode Langsung ini baik dan relevan untuk digunakan sehingga penggunaannya tidak salah tempat dan sasaran.
Skripsi karya Imron, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (2003) yang berjudul “Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Kelas II Madrasah Aliyah Keagamaan Raudhatul Ulum Sakatiga Indralaya OKI Sumatra Selatan”. Penulis dalam skripsi ini membahas tentang keefektifan Metode Langsung dalam pengajaran Bahasa Arab dan hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh guru dalam menggunakan Metode Langsung dalam pengajaran Bahasa Arab.
Skripsi Nunung Nuraeni, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (2002) yang berjudul “Direct Methode dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta (Studi Kasus di Madrasah Aliyah)”. Penelitian ini terfokus pada penerapan Metode Langsung dalam proses pembelajaran bahasa Arab di pesantren tersebut.
Dari beberapa tinjauan penelitian di atas, ada perbedaan dengan penelitian penulis. Penelitian-penelitian diatas hanya bersifat teoritis dan hanya membandingkan metode Langsung (Mubasyarah) dengan metode lain, apakah Metode Langsung merupakan metode yang efektif atau bukan dalam pembelajaran Bahasa Arab. Berbeda halnya dengan penelitian yang akan penulis teliti, disini penulis menerapkan Metode Langsung (mubasyarah) dengan mempraktekkan di sekolah, jadi bukan hanya bersifat teori.

6.      Landasan Teori
A.     Tinjauan Tentang Metode Mubasyarah
1)      Sejarah Perkembangan Metode Mubasyarah
Menjelang pertengahan abad ke-19 hubungan antar Negara di Eropa mulai terbuka sehingga menyebabkan adanya kebutuhan untuk bisa saling berkomunikasi aktif diantara mereka. Untuk itu mereka membutuhkan cara baru belajar bahasa kedua, karena metode yang ada dirasa tidak praktis dan tidak efektif. Maka pendekatan-pendekatan baru mulai dicetuskan oleh para ahli bahasa di Jerman, Inggris, Prancis dan lain-lain, yang membuka jalan bagi lahirnya metode baru yang disebut metode langsung. Di antara para ahli itu adalah Francois Gouin (1880-1992) seorang guru bahasa latin dari Prancis yang mengembangkan metode berdasarkan pengamatanya pada penggunanaan bahasa ibu oleh anak-anak. Metode ini memperoleh popularitas pada awal abad ke -20 di Eropa dan America. Pada waktu yang sama, metode ini juga digunakan untuk pengajaran bahasa Arab, baik di negri Arab maupun di negri-negri islam di Asia termasuk Indonesia.[4] 
2)      Pengertian Metode Mubasyarah
Metode ini berangkat dari satu asumsi dasar, bahwa pembelajaran bahasa asing tidaklah jauh berbeda dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan menggunakan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi keseharian, dimana tahapan bermula dari mendengarkan kata-kata, menirukannya secara lisan, sedangkan mengarang dan membaca di kembangkan kemudian. Metode ini berorientasi pada pembentukan ketrampilan pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan tata bahasa yang fungsional dan berfungsi untuk mengontrol kebenaran ujarannya, bak penutur aslinya.[5]
Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan peserta didik dengan menggunakan bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah. Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang benar (al –Nutqu al–Shahiih).[6]
3)      Kelebihan dan Kekurangan Metode Mubasyarah
a.      Kelebihan Metode Mubasyarah
1)      Para siswa terampil menyimak dan berbicara.
2)      Siswa menguasai pelafalan dengan baik seperti mendekati penutur asli.
3)      Siswa mengetahu banyakkosa kata dan pemakaiannya dalam kalimat.
4)      Siswa memiliki keberanian dan spontanitas dalam berkomunikasi karena dilatih berfikir dalam bahasa sasaran sehingga tidak terhambat oleh proses penerjemahan.
5)      Siswa menguasai tata bahasa secara fungsional tidak secara teoritis.[7]
b.      Kelemahan Metode Mubasyarah
1)      Para siswa lemah dalam kemampuan membaca pemahaman karena materi dan latihan ditekankan pada bahasa lisan.
2)      Metode ini memerlukan guru yang ideal dari segi ketrampilan berbahasa dan kelincahan dan penyajian pelajaran.
3)      Metode ini tidak bisa dilaksanakan dalam kelas besar.
4)      Tidak diperbolehkannya penggunaan bahasa ibu bisa berakibat terbuangnya waktu untuk menjelaskan makna satu kata abstrak dan terjadinya kesalahan persepsi pada diri siswa.
5)      Model latihan menirukan dan menghafalkan kalimat-kalimat yang seringkali tidak bermakana atau tidak realistis bisa membosankan bagi orang dewasa.
6)      Metode ini juga dikritik oleh para ahli dari segi kelemahan teoritisnya  yang menyamakan antara pemerolehan bahasa pertama dengan pembelajaran bahasa kedua atau asing.[8]
B.      Tinjauan Tentang Pembelajaran Bahasa Arab
1)      Hakikat belajar
Belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia yaitu dari tidak tahu menjadi tahu dimana berlangsung secara berencana dan bertujuan. Belajar berhubungan erat dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman Berulang-ulang dalam situasi itu di mana perubahan itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.[9]
Seorang dikatakan belajar apabila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang menyebabkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu memang dapat diamati dan berlaku dalam waktu relatif lama, dan disertai usaha orang tersebut sehingga orang itu dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu.[10]
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[11] Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif".[12]
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahauan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.
2)      Metode Pengajaran Bahasa.
“Method”, yang dalam Bahasa Arab disebut Thariqah, adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, dimana tidak ada satu bagiannya yang bertentangan dengan bagian yang lain dan kesemuanya berdasarkan atas approach (pendekatan) yang telah ditentukan. Jika approach bersifat axiomatic, metode bersifat prosedural. Sehingga dalam satu pendekatan bisa saja terdapat beberapa metode. Misalnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyajian materi pelajaran diantaranya latar belakang bahasa murid, dan bahasa Asing yang dipelajarinya sehingga mengakibatkan perbedaan metodologis.[13]
Pengajaran bahasa Arab untuk orang Indonesia misalnya, akan berbeda secara metodologis dengan pengajaran bahasa Arab untuk orang Inggris. Usia peserta didik, latar belakang sosio-kultural, pengalamannya dengan bahasa Arab atau bahasa Asing lainnya sebelumnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi metode. Dalam pembelajaran memilih suatu metode, bisa terjadi beberapa metode didasarkan atas approach yang sama.[14]
Disamping itu, tujuan dari program bahasa yang diberikan, apakah tujuannya untuk membaca, kemahiran bercakap-cakap, kemahiran menerjemahkan, dan lain-lain. Kesemuanya akan membentuk dan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang dianggap tepat sasaran. Berdasarkan tujuan, yakni pembelajaran aktif berpusat pada siswa.

7.      Metode Penelitian
Kata metode berasal dari kata Yunani“ methodos“ , yang merupakan gabungan dari kata depan meta yang artinya menuju, melalui, mengikuti, sesudah. Dan kata benda hodos yang artinya jalan, perjalanan, cara, arah. Jadi secara harfiah, metode berarti cara atau jalan. Metode adalah cara yang tertur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang besistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.[15] Metode merupakan suatu hal yang urgen untuk mencapai tujuan penelitian.[16] Serta memahami dan mengkritisi obyek atau sasaran suatu ilmu yang akan diselidiki.[17] Dalam penelitian kali ini perincian metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
A.     Jenis Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Karena penelitian Kualitatif adalah penelitian yang mengarah pada proses data yang detail dan valid dan menggunakan pemahaman konteks secara mendalam dimana fonemena yang dikaji berada sehingga dengan penelitian ini akan mendapatkan data yang detail, bermakna dan lebih luas pemahaman tentang fonemena yang telah dikaji tersebut.[18]
B.      Sumber Data
Subyek penelitian yakni siswa kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2012-2013 Mts. Al Hikmah Kajen Pati. Penentuan subyek ini berdasarkan metode yang sesuai dengan kelas ini. Kelas VII A merupakan setting penelitian tindakan kelas ini terletak di ujung sebelah utara madrasah, siswa di kelas ini berjumlah 30 siswa yang memiliki kemampuan atau kecerdasan yang bervariasi.
C.      Tehnik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik yang dipakai dalam penelitian lapangan. Yang dimaksud penelitian lapangan adalah penilitian yang dilakukan dimana terjadinya permasalahan-permasalahan. Adapun metode yang digunakan penulis adalah:
1.      Metode observasi
Metode observasi ini adalah sebagai pengamatan terhadap fonemena yang diselidiki. Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara langsung yaitu pengamat berada langsung bersama objek yang diselidiki. Adapun kegiatan yang diobservasi itu mengenai metode pembelajaran mubasyarah yang digunakan di Mts. AL Hikmah Kajen dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa arab dalam maharah kalam.
2.      Metode interview
Metode interview adalah tehnik pengumpulan data dengan melakukan interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan. Kelebihan dalam metode ini adalah data yang diperlukan langsung diperoleh sehingga akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.[19]
Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana metode mubasyarah mempengaruhi pembelajaran bahasa Arab dalam maharah kalam. Dan untuk memperoleh data-data atau informasi yang lain tentang permasalahan-permasalahan yang ada di Mts. AL Hikmah Kajen, dalam hal ini penulis hanya mengambil sebagian siswa kelas VII Mts. AL Hikmah Kajen untuk diinterview.
D.     Populasi, sample, dan tehnik sampling
1.      Popolasi
Populasi merupakan sejumlah manusia atau unit yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik sama. Dan populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa 30 anak kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati.
2.      Sample
Sample merupakan sejumlah orang atau unit yang diambil dari dan mewakili populasi untuk diketahui ciri-cirinya dan berdasarkan ciri-ciri digeneralisasikan untuk semua anggota populasi. Dan sample pada penelitian ini adalah sejumlah 10 anak kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati.
3.      Tehnik sampling
Teknik sampling digunakan untuk menentukan berapa dan siapa yang akan dijadikan sumber data (dalam riset lapangan). Dan tehnik sampling pada penelitan ini menggunakan tehnik Non-probability Sampling, yakni pengambilan sampel yang hanya didasarkan perkiraan/ insting (common-sense) peneliti.
E.      Tehnik analisis data
Dalam analisis data penulis menggunakan teknik analisis untuk menguji hipotesis penelitian yaitu dugaan sebab akibat antara variable bebas dengan variable terikat.[20] Berdasarkan analisis penilitian ini bersifat kualitatif. Karena Kualitatif adalah penelitian yang mengarah pada proses data yang detail dan valid dan menggunakan pemahaman konteks secara mendalam dimana fonemena yang dikaji berada sehingga dengan penelitian ini akan mendapatkan data yang detail, bermakna dan lebih luas pemahaman tentang fonemena yang telah dikaji tersebut.
F.       Pendekatan dalam penelitian
Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan survei, yaitu dengan melakukan survei di kelas VII Mts. Al Hikmah Kajen Pati guna memperoleh informasi sebanyak-banyaknya akan faktor-faktor metode mubasyarah yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa arab dalam maharah kalam.
8.      Sistematika penulisan
Berdasarkan buku panduan skripsi STAI Matholi’ul Falah untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam penyusunan skripsi nanti, dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut:
Pada bagian awal, peneliti akan menyajikan halaman judul, surat pernyataan, surat persetujuan skripsi, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Pada bagian inti, peneliti akan menyajikan pembahasan penelitian beserta hasilnya yang akan disusun dalam empat bab dan tiap bab terdiri dari sub-sub bab.
Pendahuluan yaitu berisi tentang gambaran umum skripsi, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II, Mts. Al Hikmah Kajen Pati yaitu berisi tentang gambaran umum sekolah, yang meliputi letak dan keadaan geografis sekolah, sejarah berdiri dan perkembangannya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, progam pembelajaran, serta sarana dan prasarana Mts. Al Hikmah Kajen Pati.
Bab III, Hasil dan Pembahasan Penelitian yaitu berisi tentang laporan hasil penelitian yang berisi tentang penyajian data, analisis data, serta pembahasan hasil penelitian mengenai Penerapan Metode Mubasyaroh dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Kelas VII Mts. Al-Hikmah Kajen Pati Tahun 2011/2012.
Bab IV, Penutup yaitu berisi kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.
Pada bagian akhir, peneliti akan menyajikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


Daftar Pustaka
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Hermawan, Acep. 2001. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
JK, Tri Mastoyo. 2007. Pengantar Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks.
Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakea Sarasin.
Muhibbinsyah, Loc. Cit Wasty Soemanto. 1990. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Muhtadi Anshor, Ahmad. 2009. Pengajaran Bahasa Arab: Media dan Metodenya. Yogyakarta: TERAS.
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Pres.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Tanzeh, Ahmad .2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogjakarta: TERAS.
Tayar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ummi Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, 2008. Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press.
Zaenuddin Radliyah, dkk. 2005. Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group
Pembelajaran bahasa arab dengan system cepat M. Thalib.pdf-Adobe Reader.



[1]Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 1
[2] pembelajaran bahasa arab dengan system cepat M. Thalib.pdf-Adobe Reader
[3] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005)hlm 35
[4] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: MISYIKAT, 2005) hlm: 35
[5] Dra. Hj. Radliyah Zaenuddin, M.Ag, dkk, Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005) hlm:39-40
[6] file:// pacaran%20secara%20islam%20%20proposal%20skripsi.htm. Diakses tanggal 9 Nofember 2012 pukul 13.20 WIB
[7] Acep, Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001) hlm 104-105
[8] Ibid, hlm 105
[9] Ummi Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN, 2008), hlm. 7.
[10] Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab: Media dan Metodenya, (Yogyakarta: TERAS, 2009), hlm. 5.
[11] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, hlm. 2
[12] Muhibbinsyah, Loc. Cit Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99.
[13] Tayar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 76.
[14] Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja
 Rosdakarya, 2008), hlm. 44.
[15] Tri Mastoyo JK, Pengantar Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Carasvatibooks, 2007) hlm 1
[16] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Pres,  2007), hlm. 65
[17] Noeng Muhadjir,  Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rakea Sarasin,  2002),  hlm. 3
[18] Dr. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogjakarta: TERAS, 2009),  Hlm. 100
[19] Dr. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogjakarta: TERAS, 2009),  Hlm. 57-65
[20] Dr. Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogjakarta: TERAS, 2009),  Hlm. 154

Tidak ada komentar:

Posting Komentar