Senin, 02 Juli 2012

psikologi perkembangan


Psikologi Perkembangan
Smart Babies
PBA 3
(10.11.00201)

            Memang pendidikan bagi anak bayi sangat penting dalam meningkatkan potensi intelektualnya. karena sebagai rangsangan awal bagi anak untuk mempercepat jumlah synapsesnya. Yang dengan itu bisa memajukan potensi, kemampuan serta kecerdasannya. Namun, institute yang didirikan oleh Glenn Dolman Better Baby di Philadephia tentang bagaimana menciptakan bayi pintar (smart baby) itu bagi saya kurang setuju, karena terlalu memaksa, menekan dan menyia-nyiakan masa kecil. Karena biar bagaimanapun proses belajar bagi anak (meningkatkan potensi intelegence) itu bertahap sesuai dengan pola-pola tingkatannya. Maksudnya ada tahap-tahap tersendiri bagaimana memperoleh potensi kecerdasan,  Meskipun seperti kita ketahui setiap anak mempunyai tempo (kecepatan)    perkembangan yang berbeda-beda.

Jadi bagi saya kita tidak perlu memberikan rangsangan yang terlalu cepat pada bayi seperti apa yang dilakukan dalam kursus Dolman tersebut. Seperti dengan mengajari bayi membaca, belajar matematika, belajar bahasa asing dll, maupun dengan memberikan alternative rangsangan lain dengan memberikan music, gambar, video, CD, dll yang bisa mengembangkan synapses bayi.  walaupun kita ketahui bahwa puncak pertumbuhan synapses pada bayi dimulai sejak bayi baru lahir sampai berumur 5 tahun.

            Periode kritis dimana puncak perkembangan synapses memang sangat berlaku, namun hanya sebagai system mendasar saja dalam belajar, berbicara, melihat, berjalan, membedakan suara bahasa dll untuk mengenali dunia sekelilingnya. Yang itu akan cepat dilupakan karena pada masa tersebut tidak berlaku untuk perkembangan kognisi dan ingatan,yang mana hal-hal tersebut bisa dilakukan pada usia berapa saja. Dan berdasarkan riset yang dilakukan oleh ilmuan ilmu otak, pada kehidupan mendatang synapses lebih sedikit ditunjukan, melainkan kecerdasanlah yang lebih banyak ditunjukan. Karena semakin bertambah usia, maka semakin sedikit hubungan synapsesnya (ketebalan synapsesnya), dan semakin banyak synapses tidak berarti lebih cerdas. Karena masa yang disebut masa kritis itu ternyata tidak bisa menambah tingkat IQ.

Jadi, proses belajar pada bayi biarlah berjalan semestinya. Mengajari bayi bagaimana memahami lingkungannya serta apa yang dibutuhkan bayi pada saat itu. Tidak perlu terobsesi untuk memiliki bayi cerdas, maupun memberikan pendidikan intensif awal dengan memberikan rangsangan-rangsangan awal kepada bayi. Karena bayi bisa belajar sendiri dengan caranya sendiri (yaitu dengan bermain). Yang dapat kita lakukan yaitu dengan menyediakan layanan lingkungan yang mendukung untuk belajar bayi. Karena lingkungan yang penuh kegiatan (mainan) juga bisa memberikan rangsangan terhadap otak. Dan proses belajar merupakan proses seumur hidup, dimana sepanjang hidupnya otak selalu menghasilkan sel-sel baru. Jadi, tidak ada kata telat untuk belajar. Berapapun usianya, otak masih tetap bekerja. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar