Psikologi
Perkembangan
Smart Babies
PBA 3
(10.11.00201)
Memang
pendidikan bagi anak bayi sangat penting dalam meningkatkan potensi
intelektualnya. karena sebagai rangsangan awal bagi anak untuk mempercepat
jumlah synapsesnya. Yang dengan itu bisa memajukan potensi, kemampuan serta
kecerdasannya. Namun, institute yang didirikan oleh Glenn Dolman Better Baby
di Philadephia tentang bagaimana menciptakan bayi pintar (smart baby) itu bagi
saya kurang setuju, karena terlalu memaksa, menekan dan menyia-nyiakan masa
kecil. Karena biar bagaimanapun proses belajar bagi anak (meningkatkan potensi
intelegence) itu bertahap sesuai dengan pola-pola tingkatannya. Maksudnya ada
tahap-tahap tersendiri bagaimana memperoleh potensi kecerdasan, Meskipun seperti kita ketahui setiap anak mempunyai
tempo (kecepatan) perkembangan yang
berbeda-beda.
Jadi bagi saya kita tidak perlu memberikan
rangsangan yang terlalu cepat pada bayi seperti apa yang dilakukan dalam kursus
Dolman tersebut. Seperti dengan mengajari bayi membaca, belajar
matematika, belajar bahasa asing dll, maupun dengan memberikan alternative
rangsangan lain dengan memberikan music, gambar, video, CD, dll yang bisa
mengembangkan synapses bayi. walaupun
kita ketahui bahwa puncak pertumbuhan synapses pada bayi dimulai sejak bayi
baru lahir sampai berumur 5 tahun.
Periode
kritis dimana puncak perkembangan synapses memang sangat berlaku, namun hanya
sebagai system mendasar saja dalam belajar, berbicara, melihat, berjalan, membedakan
suara bahasa dll untuk mengenali dunia sekelilingnya. Yang itu akan cepat
dilupakan karena pada masa tersebut tidak berlaku untuk perkembangan kognisi
dan ingatan,yang mana hal-hal tersebut bisa dilakukan pada usia berapa saja. Dan
berdasarkan riset yang dilakukan oleh ilmuan ilmu otak, pada kehidupan
mendatang synapses lebih sedikit ditunjukan, melainkan kecerdasanlah yang lebih
banyak ditunjukan. Karena semakin bertambah usia, maka semakin sedikit hubungan
synapsesnya (ketebalan synapsesnya), dan semakin banyak synapses tidak berarti
lebih cerdas. Karena masa yang disebut masa kritis itu ternyata tidak bisa
menambah tingkat IQ.
Jadi, proses belajar pada bayi
biarlah berjalan semestinya. Mengajari bayi bagaimana memahami lingkungannya
serta apa yang dibutuhkan bayi pada saat itu. Tidak perlu terobsesi untuk
memiliki bayi cerdas, maupun memberikan pendidikan intensif awal dengan
memberikan rangsangan-rangsangan awal kepada bayi. Karena bayi bisa belajar sendiri
dengan caranya sendiri (yaitu dengan bermain). Yang dapat kita lakukan yaitu
dengan menyediakan layanan lingkungan yang mendukung untuk belajar bayi. Karena
lingkungan yang penuh kegiatan (mainan) juga bisa memberikan rangsangan
terhadap otak. Dan proses belajar merupakan proses seumur hidup, dimana
sepanjang hidupnya otak selalu menghasilkan sel-sel baru. Jadi, tidak ada kata
telat untuk belajar. Berapapun usianya, otak masih tetap bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar